Tidak Perlu Silau dengan Kemegahan dan Kesuksesan Orang Lain


Tidak perlu silau dengan tampilan kesuksesan dan kemegahan orang lain.

Terpesonalah dengan orang-orang yang ta’at & bersemangat dalam beribadah. Terkesimalah dengan prinsip-prinsip kebenaran yang ia perjuangkan. Takjublah dengan orang-orang yang tetap menjaga diri dari harta haram, walau ia berkekurangan. Irilah pada orang-orang yang khusyuk beribadah di sepertiga malam, giat beramal shalih, rajin membaca Qur’an, tekun belajar agama. Silaulah pada mereka yang tulus mengabdi, dan ikhlas dalam memberi.

Terkadang, kita protes. Banyak orang yang rajin maksiat, rezekinya tetap berlipat-lipat. #Kenapa?

Banyak orang yang dipuja dan dipuji orang lain. Padahal, akhlaknya tercela dan tergolong jahat. #Kenapa?

Banyak orang yang setiap usahanya cepat berkembang. Lancar jaya. Seolah setiap yang ia pegang jadi emas. Kekayaannya melimpah ruah. Padahal, ia menolak untuk berzakat. Jarang bersedekah. Kikir terhadap sesama. Pelit berbagi. #Kenapa?

Banyak kita dapati, orang orang yang dikaruniai anak yang banyak. Anaknya shalih shalihah, padahal disuapi dengan rezeki yang haram. Hasil riba, korupsi, uang risywah (sogokan), dan lain sebagainya. #Kenapa?

Banyak orang yang badannya sehat-sehat saja. Tidak pernah kesentuh penyakit yang berat. Anggota keluarganya juga fit-fit saja. Padahal, mereka tidak berpuasa, tidak sholat, si suami senang ke diskotik, juga hobi gonta ganti pasangan. #Kenapa?

Kenapa bisa demikian? Inilah jawabannya!

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Jika kamu melihat Allah memberikan dunia kepada seorang manusia pelaku maksiat, dengan sesuatu yang ia (pelaku maksiat) sukai,
maka sesungguhnya Itu adalah istidraj.” (HR. Ahmad )

Istidraj adalah azab yang diulur-ulur olehNya dengan kesenangan duniawi.

Kesenangan duniawi membuatnya semakin lalai, terlena, terpedaya, takhluk, dan kian tenggelam dalam kemurkaanNya. Saat waktunya habis, azab pun ditumpahkan ke tengkuknya.

Allah ﷻ berfirman:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong,
maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(QS. Al An’am : 44 )

Lalu, siapakah yang selamat? Mereka yang senantiasa ta’at kepada Allah Ta’ala, baik dalam keadaan senang maupun susah, kaya maupun miskin, dan sehat maupun sakit.

Wallahu a’lam bhisshowab!

Ditulis Oleh: Ali Margosim, 22 Juni 2020, di Ranah Minang

Tinggalkan komentar